SISWA KELAS 7 BILINGUAL SMPN 1 NGORO
SUDAH BISA MC, PIDATO DAN MAIN DRAMA DALAM BAHASA INGGRIS
Oleh Haris Sakti H. S. Pd
(Guru SMP Negeri 1 Ngoro)
Inilah seklumit cerita tentang siswa kelas 7 Bilingual SMPN 1 Ngoro – Jombang
yang telah di gembleng “English fun” di Fee Center Pare – Kediri. (tanggal 4 – 19 Agustus 2011)
Penampilan salah satu siswa SMPN 1 NGORO |
Alhamdulillah, hebat juga ternyata, dua minggu digembleng di Pare, English conversation anak-anak lumayan bagus. Sudah bisa pidato, MC, bahkan main drama dalam bahasa inggris.
Bapak Abdul Malik, direktur Fee Center, dalam sambutan penutupan acara mengatakan : anak-anak SMP 1 Ngoro alhamdulillah selama 2 minggu anak-anak enjoy mengikuti program pendidikan disini dan mereka selalu mengikuti kegiatan dari jam 04.00 pagi hingga jam 10 malam setelah sholat jamaah tarwih masih ada jam pembelajaran, selama 2 minggu, kecuali jika ada yang sakit. Bapak yang memiliki putra 1 ini menambahkan, program pembelajaran disini dikemas dengan pembelajaran variatif dengan nuansa sekolah alam. Dan selain pembelajaran yang menyenangkan kami juga mendidik anak-anak untuk selalu sholat jamaah 5 waktu. Dan Alhamdulillah anak-anak cukup disipin dan kontinyu dalam menjalankan sholat jamaah.
Dan Bapak Abdul malik, berpesan pada Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Ngoro dan orang tua siswa, bahwa untuk bisa ngomong bahasa inggris, tidak cukup hanya sampai disini, harus ada kebiasaan di sekolah maupun di rumah untuk mempraktekan bahasa inggris, jika tidak ingin kembali ke 0. Semua itu butuh kerja sama yang baik antara pihak sekolah dan orang tua siswa demi pengembangan bahasa inggrisnya. Demikian juga agar kebiasaan sholat jamaah hendaknya dilanjutkan seterusnya sampai di rumah.
Santai sesaat sebelum "Show" |
Penulis selama tiga hari mengamati secara langsung kegiatan siswa-siswi sejumlah 32 anak ini di Fee Center Pare, memang dibuat takjub, betapa tidak, dalam kondisi puasa, mereka enjoy dan senang sekali mengikuti kegiatan dari pagi hingga malam hari. Para instruktur memang jempolan dalam “membawa” mereka ke alam bermain. Jadi tidak seperti di sekolahan pada umumnya yang membosankan, statis dan terbelenggu oleh kondisi yang itu-itu saja. Disini sangat variatif, bahkan Instruktur membebaskan anak didiknya untuk ngobrol bersama temannya, berteriak, bahkan leyeh-leyeh pun, instruktur tidak merasa terganggu. Seperti sudah ada ikatan batin diatara mereka.